Khamis, 15 Mei 2014

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم 

CUIT-CUIT UST KAY (Khamis, 15 Rejab 1435H)
Tafaqquh Fiddin


Mempunyai kefahaman ilmu agama yang mendalam (tafaqquh fiddin) termasuk perkara yang paling utama dan tanda kebaikan pada diri seseorang. Rasulullah SAW telah bersabda ;

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ

“Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan kefahaman agama yang mendalam kepadanya.” (HR : Muttafaqun 'Alaih)


Kerana dengan mendalami ilmu agama akan membawa kita kepada ilmu yang bermanfaat, di mana setiap amalan soleh dibina di atas dasar ilmu. Allah SWT berfirman ;

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيداً

“Dialah yang mengutuskan Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al Fath: 28)

'Huda' yang dimaksudkan di atas adalah ilmu yang bermanfaat dan 'Dinil haq' adalah amal soleh. Ada tiga golongan manusia jika ditinjau dari ilmu dan amal;

  1. Golongan yang memadukan antara ilmu dan amal. Mereka adalah orang-orang yang telah Allah beri petunjuk untuk mengikuti jalan orang yang mendapat nikmat dari kalangan para nabi, siddiqin, syuhada dan solehin
  2. Golongan orang yang mempelajari ilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka adalah orang-orang yang dimurkai seperti orang yahudi.
  3. Golongan orang yang beramal tanpa ilmu. Dan mereka adalah orang-orang yang tersesat seperti orang Nasrani.

Allah memuji para ulama' yang mengamalkan ilmunya dan mengangkat darjat mereka sebagaimana firman-Nya;

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Allah akan meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan tinggi dengan beberapa darjat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mujadalah: 11)

Apabila seseorang hendak melakukan suatu pekerjaan, maka sudah tentu ia perlu mengetahui bagaimana cara untuk mengerjakan pekerjaan itu dengan cara yang betul. Contoh, seseorang ingin membuat karipap, maka pertama kali ia harus ada ilmu bagaimana cara membuat karipap yang betul. Sehingga dengan itu ia dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sempurna.


Begitulah juga halnya berkaitan mengerjakan sesuatu ibadah kepada Allah SWT. Sudah tentu diharapkan agar ibadahnya diterima, dapat menjauhkannya dari ancaman azab api Neraka dan dimasukkan kedalam Syurga. Apakah mungkin ibadahnya diterima bila beramal tanpa ilmu? Tanpa mengetahui rukun dan syarat-syarat sahnya?

Mukmin yang tafaqquh fiddin memang lebih ditakuti oleh syaitan dibandingkan dengan orang yang banyak beribadah tetapi jahil tentang selok-belok agama. Ini berdasarkan hadis Nabi SAW ;

فَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَـابِدٍ

"Seorang Faqih (orang yang tafaqquh fiddin) adalah lebih digeruni oleh syaitan daripada seribu orang 'Abid (orang yang banyak beribadat tanpa ilmu).
(HR Tarmizi, Ibnu Majah dan Al Baihaqi)

KESIMPULAN :
Tidak ada kebaikan pada ibadah tanpa tafaqquh, tidak ada kebaikan pada ilmu tanpa pengamalan, dan tidak ada kebaikan pada bacaan Al Quran tanpa tadabbur (penghayatan maksudnya). Membacanya tetap dapat pahala insya Allah...tetapi tiada pahala amal kerana tidak diamalkannya.
Wallahu a'lam - Kurang ilmu kurang amal. Ukay's

Tiada ulasan:

Catat Ulasan